Relawan Mengajar Adalah Sikap Profetik Gereja
![](http://yppk.org/public/img/informasi/berita/1719548517_de9063ffa27af61dbe89.jpeg)
“Relawan mengajar hendaknya dimaknai secara teologis sebagai
sikap profetik gereja.” hal ini disampaikan Kepala Biro Ekonomi Politik Sosial
Budaya Sinode GPM, Pdt Daniel Wattimanela, M.Si dalam homili pembukaan
Pembekalan Relawan Mengajar GPM Angkatan IV tahun 2024. Menurut Pdt
Wattimanela, relawan mengajar merupakan bagian dari tugas pemberitaan Injil
oleh manusia sebagai Imago Dei. Dalam keberadaannya sebagai Imago Dei
itulah manusia terpanggil untuk menghadirkan wajah Allah dalam tugas dan kerjanya
setiap hari. Selanjutnya ia memberi motivasi kepada para relawan untuk
mengerjakannya dengan penuh sukacita dan totalitas. “Lakukanlah tugas ini
berlandaskan kasih, seperti perintah Yesus untuk mengasihi Tuhan Allah dan
sesamamu manusia seperti diri sendiri” tandas Wattimanela.
Adapun
Relawan Mengajar GPM merupakan program tahunan Biro Pendidikan dan Kesehatan
Sinode GPM. Program ini melibatkan para sarjana dari berbagai disiplin ilmu
untuk mengajar (menjadi guru) di sekolah-sekolah di wilayah pelayanan GPM.
“Kegiatan tahun diikuti oleh 30 orang relawan yang akan ditempatkan di enam
klasis yakni; Klasis Telutih, Klasis Kei Besar, Klasis Tanimbar Utara, Klasis
Kisar dan Klasis dan Leti Mola Lakor (LEMOLA)” jelas Pdt Mouren
Ferdinandus-Lattuihamallo, M,Th, Kepala Biro Pendidikan dan Kesehatan Sinode
GPM. Menurut mantan Sekretaris Yayasan Perguruan Tinggi (YAPERTI) GPM ini, para
guru relawan mengajar terdiri dari guru matematika, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Agama Kristen dan Biologi. Yang belum dibutuhkan namun
belum ada yang mendaftar adalah guru PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan).
Filemon
Nirahua (26 tahun) salah seorang guru mengajar mata pelajaran Matematika
menyatakan sangat bersyukur dapat diterima sebagai relawan mengajar. Menurutnya
ini merupakan kesempatan yang indah untuk melayani sesama, khususnya anak-anak
sekolah. “Saya masuk FKIP karena kerinduan untuk mengajar anak-anak. Saya
terpanggil untuk mencerdaskan anak-anak gereja dan bangsa, khususnya mereka
yang berada di pelosok dan tempat terpencil” ungkap pria asal Haruku ini. Ia
tidak mempersoalkan berapa jumlah insentif yang diberikan, tetapi ia mau
melayani pekerjaan Tuhan sebagai guru bagi anak-anak. “Saya berterima kasih
jika ada bantuan yang diberikan, tetapi lebih dari semuanya, saya ingin
melayani Tuhan melalui relawan mengajar” ungkap Nirahua.
Wakil
Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Pdt Dr Rudolf Rahabeat, M.Hum dalam arahannya
menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada 30 orang muda yang bersedia diri
untuk menjadi relawan mengajar GPM. Demikian pula apresiasi kepada Biro
Pendidikan dan Kesehatan serta Komisi Pendidikan yang telah mengawal program
ini. Ia berharap program ini terintegrasi dengan perencanaan gereja yang
mendorong pemajuan pendidikan yang merupakan salah satu misi gereja.
Selanjutnya, dihimbau agar para relawan dapat menjaga kesehatan ketika enam
bulan berada di Jemaat-jemaat, serta agar Para Pimpinan Klasis dan Pimpinan
Jemaat dapat memberi perhatian dan support kepada para relawan ketika mereka
sudah berada di sekolah dan jemaat.
Kegiatan
pembekalan Relawan Mengajar GPM ini berlangsung selama tiga hari, 26-28 Juni
2024 bertempat di aula Kantor Sinode GPM. Turut hadir dalam kegiatan ini
Sekretaris Departeman PIPK Sinode GPM, Pdt Chris Lawalatta, S,Si dan Wakil
Sekretaris YPPK dr JB Sitanala Pusat, Ryan Defretes, S.Pd serta Pey Telussa,
staf YPPK Pusat. Hadir pula beberapa peserta relawan guru mengajar secara
online dari Kisar, Lemola dan pulau Damer. Semoga kegiatan ini berjalan lancar
sesuai harapan, sebagai wujud panggilan profetik gereja di bidang pendidikan.
Penulis :
Pdt. R. Rahabeat